Yakin Dengan Produk Anda Sendiri Itu Penting

Jika bukan Anda, lalu siapa lagi yang bisa yakin dengan produk Anda? Jika Anda tidak yakin dengan produk Anda sendiri, lalu bagaimana Anda dapat meyakinkan orang lain untuk membeli produk Anda?

Topik ini jadi menarik untuk saya tulis di blog ini karena saya ‘bertemu’ (tentu saja lewat chat japri) dengan orang-orang yang ingin meng-online-kan bisnisnya tapi tidak yakin dengan bahwa produknya tidak layak atau tidak cocok dipasarkan dengan metode digital marketing.

Ada beberapa masalah yang melatarbelakangi ketidakyakinan owner untuk mulai memasarkan produknya secara digital marketing, dan akan saya rangkum menjadi beberapa poin agar lebih mudah untuk dibahas.

Profit Terlalu Kecil

Profit yang kecil membuat orang-orang awam digital marketing menjadi tidak yakin untuk mulai ber-online-ria. Ya, pasti Anda pernah merasa tidak yakin dengan produk Anda sendiri.

Hal tersebut mungkin karena di grup-grup bisnis atau digital marketing banyak disebutkan bahwa, paling tidak profit harus di atas 100,000 rupiah agar bisa disubsidikan sebagian profit menjadi budget iklan.

Hal tersebut tidak salah, saya bahkan mendukung. Tapi itu bukan alasan bagi Anda yang punya produk berprofit kecil untuk tidak memulai digital marketing, apalagi sampai tidak yakin dengan produk sendiri.

Jika profit Anda kecil, dalam artian selisih harga jual dan HPP terlalu recehan, maka Anda bisa menaikkan harga jual agar selisih semakin besar.

Caranya bisa dengan membuat paket penjualan seperti paket 6pcs atau 12 pcs sekali pembelian, meningkatkan value dengan memainkan interest pasar, mencoba beradaptasi dengan tren dan lain-lain.

Secara sederhana, jika pembelian 1 pcs profitnya kecil, Anda tinggal membuat orang lain membeli sebanyak 12 pcs sekaligus. Artinya, satu kali pembelian, Anda mendapatkan 12x profit.

Anda bahkan bisa menambahkan produk pendukung untuk meningkatkan value dari produk utama yang Anda tawarkan.

Tidak Bisa Membuat Penawaran

Sumber gambar: pexels.com

Jika Anda merasa tidak bisa membuat penawaran agar orang membeli produk Anda, besar kemungkinan justru Anda belum mengenal produk Anda sendiri.

Saat Anda mencoba untuk menawarkan produk, apa yang akan Anda katakan jika Anda sendiri tidak mengerti produk yang Anda tawarkan itu terbuat dari apa, apa fungsinya, apa keunggulannya, dan lain sebagainya.

Seremeh apapun keunggulan sebuah produk, sekecil apapun masalah yang disolusikan suatu produk, jika kita sebagai produsen maupun penjualnya mengerti, pasti dengan penuh percaya diri dapat memberikan penawaran.

Mengerti product knowledge jadi poin pertama agar kita percaya diri untuk menawarkan suatu produk, karena dengan metode apapun kita memberikan penawaran, kita siap untuk menerima pertanyaan apapun.

Kesiapan kita untuk menjawab setiap pertanyaan, membangun trust atau kepercayaan dari ‘orang asing’ yang belum kenal dengan kita untuk mulai memberikan attention mereka kepada kita.

Nah, hal ini tentu saja sangat menguntungkan kita, karena kita punya kesempatan tambahan untuk melakukan strategi marketing lebih lanjut.

Baca juga: Cara Mengiklankan Produk Di Marketplace

Tidak Ada Modal Iklan

Tidak ada modal untuk beriklan karena semua modal habis untuk produksi. Ini hal yang wajar, tenang aja. Jika Anda sudah yakin dengan produk yang Anda produksi, maka ‘lawan bicara’ Anda saat ini bukan ‘end user‘. Anda harus cari orang yang lihai di bidang marketing.

Dengan modal product knowledge yang Anda miliki, ceritakan semua kepada orang tersebut. Kita bisa pakai format 5W+1H

  • What?
  • Why?
  • When?
  • Where?
  • Who?
  • How?

Bukan, bukan berarti hanya menjadi 6 poin penjelasan saja. Saya contohkan salah satu, yaitu Why. Kita bisa buat banyak pertanyaan untuk dijawab:

  • Mengapa produk ini dibuat?
  • Mengapa harus membeli produk ini?
  • Mengapa harus menggunakan produk ini?
  • Mengapa harus memilikinya sekarang?
  • dsb

Jangankan produsen, orang marketing pun harus mengumpulkan data-data itu untuk dipelajari baru kemudian bisa menawarkan kepada orang lain agar hasilnya bisa lebih efisien dan optimal.

Jika memang kekosongan modal marketing yang jadi masalah, bentuk kerjasama dengan investor atau agensi atau pihak manapun yang dapat mengisi kekosongan tersebut. Tawarkan produk Anda kepada orang-orang ini, bukan end user. End user adalah urusan mereka.

Kesimpulan

Sebenarnya masih banyak poin lainnya yang bisa saya tulis, namun saya pikir saat ini cukup tiga poin tersebut untuk membuka pikiran Anda, bahwa minim pengetahuan tentang produk (product knowledge) lebih dari cukup untuk menjerumuskan Anda ke dalam banyak masalah marketing bahkan masalah bisnis.

Jadi, mari mulai eksplorasi produk yang ingin kita jual saat ini juga, kenali produk itu hingga Anda semakin YAKIN dengan produk Anda sendiri!

Share this article