Ecommerce atau Landing Page?

Ecommerce atau Landing Page – Saya masih ingat bahwa saya pernah skeptis banget dengan landingpage. Alasannya sederhana sih, sebagai advertiser, saya malas basa basi dengan menulis panjang lebar.

Referensi saya, Tokopedia aja gak gitu-gitu amat buat halaman promosi. Saya ngotot untuk tetap menggunakan product page untuk menampilkan produk beserta deskripsinya.

Sedangkan sebagai korban iklan, saya juga malas baca deskripsi terlalu panjang dengan effort nge-scroll habis sampai mentok 100%.

Saya sudah mengamati model landingpage begini sejak 2009. Tapi dulu belum landingpage sih namanya. Lebih banyak yang sebut itu secara umum, ya website.

Tapi copywriting-nya lebih dikenal sebagai hypnowriting karena goalnya adalah menghipnotis orang yang gak butuh jadi butuh sehingga akhirnya membeli produk yang sedang ditawarkan.

Tapi, dengan menurunkan sedikit ego skeptis tadi, saya mengamati iklan-iklan bule yang ternyata juga menggunakan landingpage.

Saya perhatikan, memang landingpage itu diperlukan untuk menjelaskan urgensi, kepentingan dan kenapa saya butuh produk yang dia tawarkan, tanpa saya sela sedikit pun.

Tanpa menyingkirkan bentuk ecommerce, saya mulai membuat kesimpulan bahwa sebenarnya advertiser butuh kedua jenis tampilan website ini, ecommerce dan landingpage.

Hanya, kapan kita membutuhkan ecommerce, dan kapan kita membutuhkan landingpage? Jadi, butuh ecommerce atau landing Page? Inilah yang ingin saya bahas di artikel ini.

Baca juga: Affiliate Vs Endorsement Vs Brand Ambassador

Ecommerce atau Landing
Page source groovecommerce.com

Penggunaan Ecommerce

Menurut saya, sistem ecommerce harus ada di model website bisnis dengan produk jenis apapun. Karena dalam sebuah website yang memiliki sistem ecommerce,

website tersebut punya kemampuan untuk menampilkan katalog, deskripsi produk, sistem keranjang, sistem ongkos kirim, hingga sistem pembayaran online.

Ecommerce sangat cocok untuk Anda yang memiliki banyak kategori produk, dengan banyak produk di setiap kategori, dan banyak variasi di setiap produk.

nah, tampilan katalog ini menjadi solusi untuk menampilkan keseluruhan produk yang Anda punya dengan sistem filter pencarian.

Secara umum, ecommerce memiliki beberapa halaman yang sudah menjadi standar dan secara berurutan menjadi alur perjalanan pembeli (customer’s journey):

  • Halaman depan / beranda (home page)
  • Halaman katalog (catalog page)
  • Halaman detail produk (product detail page)
  • Halaman keranjang (cart page)
  • Halaman pemesanan (checkout page)
  • Halaman pembayaran (payment page)
  • Halaman terimakasih (thanks page)

Selain halaman-halaman utama tersebut, kita juga perlu melengkapi lagi dengan halaman-halaman pendukung. Jika Anda masih belum familiar dengan istilah-istilah tersebut, silakan baca artikel Halaman Yang Harus Ada di Website Toko Online.

Landing page tetap digunakan untuk memberikan penawaran khusus, promo, atau hanya untuk boost salah satu produk unggulan. Sepanjang halaman tersebut hanya bicara tentang satu produk itu saja,

mulai dari masalah apa yang melatarbelakangi produk itu dibuat, bagaimana produk itu menjadi solusi suatu permasalahan, hingga alasan mengapa orang harus beli produk tersebut dari Anda.

Hanya saja, URL landing page tersebut tidak disematkan di menu manapun. Landing page hanya bisa diakses dari iklan yang Anda tayangkan.

Agar lebih mudah memahaminya, bayangkan ecommerce adalah toko Anda, yang harus ada rak untuk mengatur kategorisasi produk, menyusun produk, meja kasir, dan lain-lain.

Namun jika ada promo tertentu, Anda mendesain dan mencetak brosur untuk disebarkan. Nah, landing page adalah manifestasi dari brosur tersebut.

Lalu, bagaimana jika produk saya hanya satu saja, yang bahkan tidak ada variannya?

Page source unsplash.com

Penggunaan Landing Page

Untuk membuat sebuah landing page, ada strategi khusus dalam membahas sebuah produk.

Seperti yang sudah saya sebut, di dalam sebuah landing page ada penjelasan yang melatarbelakangi sebuah produk dibuat, masalah apa yang terselesaikan oleh produk itu, bagaimana cara kerja produk itu sehingga bisa menyelesaikan masalah,

serta mengapa orang membutuhkan produk itu, mengapa orang harus membeli produk itu dari Anda, bagaimana cara membelinya, dan seterusnya.

Kebanyakan digital marketer di Indonesia hanya terfokus dengan konten landing page dan akhirnya kehabisan energi untuk memikirkan “what next?” setelah landing page itu selesai disusun.

Dampaknya, eksekusi pengunjung yang tertarik dan ingin membeli produk tersebut hanya diarahkan untuk menyelesaikan transaksi di WhatsApp.

Bukan berarti hal tersebut menjadi salah. Karena memang banyak juga masyarakat di Indonesia ini maunya chatting dulu sebelum transaksi.

Tapi jika itu menjadi “gerbang transaksi” satu-satunya, kita akan selalu direpotkan untuk melayani chat tersebut. Padahal, kalau memang peminat itu tidak butuh informasi tambahan lagi, dia sudah siap bayar tanpa chit-chat lagi.

Sebenarnya, jika Anda hanya punya satu jenis produk dan mungkin bahkan tanpa variasi di produk itu, Anda tetap membuat sistem ecommerce dengan pendekatan struktur landing page.

Baca juga: Cara Dapatkan Profit Tanpa Jualan

Jadi, Anda membuat halaman berikut dan menjadi alur perjalanan pembeli (customer’s journey):

  • Halaman depan (home page)
  • Halaman detail produk (detail product page)
  • Halaman pemesanan (checkout page)
  • Halaman pembayaran (payment page)
  • Halaman terimakasih (thanks page)

Dengan urutan tersebut, iklan Anda arahkan langsung ke halaman produk, dan arahkan pengunjung yang berminat untul membeli ke halaman pemesanan agar mereka mengisi formulir pesanan dan segera membayar untuk menyelesaikan transaksi.

Gunakan konsep struktur dan tampilan landing page di halaman produk Anda. Jelaskan A-Z tentang produk tersebut secara komprehensif. Jadi “landing page” Anda adalah halaman produk itu.

Anda tinggal pasang live chat (bisa juga live chat ke WhatsApp) untuk memfasilitasi pengunjung yang butuh tanya-tanya lebih jauh duli sebelum memutuskan untuk membeli.

Dengan begitu, Anda sudah menyediakan dua jalur transaksi. Jalur lurus dan langsung untuk peminat yang sudah memutuskan membeli, dan jalur yang sedikit memutar untuk peminat yang masih mempertimbangkan untuk membeli.

Setidaknya, Anda sudah tidak perlu melayani 100% peminat di WhatsApp Anda.

Kesimpulan

Secara umum, berapa pun jumlah produk Anda, Anda perlu memasang sistem ecommerce di website Anda. Jika produk Anda banyak, Anda dapat menampilkannya sebagai katalog.

Sedangkan jika produk Anda hanya satu, Anda dapat membahas habis tentang produk tersebut dengan halaman produk yang didesain dengan konsep landing page.

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengeksekusi pengunjung yang sudah berminat untuk membeli. Untuk itulah mengapa Anda perlu mempersiapkan sistem checkout, sistem ongkir dan sistem pembayaran.

Jadi, Anda butuh butuh ecommerce atau landing page? Coba tanyakan pada diri Anda sendiri mana yang lebih menguntungkan untuk Anda. Semoga tulisan ini bisa membantu memberikan pencerahan.

Share this article